Selasa, 21 Juni 2016

Peta Kognitif



TUGAS
PETA KOGNITIF


Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah
Model-Model Konseling
Dosen Pengampu : Pramana Adi Wiguna M.Pd

 Di susun Oleh :
Febi Yanuanto
NPM : 1114500120
Semester/Kelas : IV/C

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 
2016


 
PETA KOGNITIF

PENDEKATAN GESTALT
TOKOH

Max Wertheimer
KONSEP DASAR
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt  beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
ASUMSI PERILAKU BERMASALAH
    a. Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”
· Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam
· Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.
   b.  Perkembangan   yang terganggu karena terjadi ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self) 
      c. Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis
     d. Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
      e.  Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang
      f. Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi

TUJUAN
Tujuan utama :
     1.  Membantu klien berani menghadapi tantangan dan kenyataan yang harus dihadapi.
   2. Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap   lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
Tujuan spesifik :
      1.      Membantu klien agar dapat memper-oleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta menda-patkan insight secara penuh
      2.    Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
    3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)
     4.   Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik
HUBUNGAN TERAPI
Hubungan terapis dan klien dalam praktek terapi Gestalt yang efektif yaitu dengan melibatkan hubungan pribadi-ke-pribadi antara terapis dan klien. Pengalaman-pengalaman, kesadaran, dan persepsi-persepsi terapis menjadi laatar belakang, sementara kesadaran dan reaksi-reaksi klien membentuk bagian muka proses terapi.
TEKNIK-TEKNIK
Teknik Konseling Gestalt
      1.      Kursi kosong (Empty Chair)
      2.      Topdog and Underdog
      3.      “Saya Bertanggung Jawab atas…” (“I Take Responsibility for…”)
      4.      Bermain Proyeksi
      5.      Tetap pada Perasaan (Staying with the Feeling)
      6.      Pembalikan
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
  1. Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
  2. Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh.
  3. Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah.
  4. Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
  5. Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah klien.
Kelemahan
  1. Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh
  2. Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
  3. Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
  4. Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai teknik-teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis sehingga terapis sebagai pribadi tetap tersembunyi.
  5. Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak pada kerangaka yang layak agar tidak tampak hanya sebagai muslihat-muslihat.

PENDEKATAN REALITAS
TOKOH
William Glesser
KONSEP DASAR
     Ø  Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dasar dan dalam kehidupannya mereka berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan bertahan hidup (survival), mencintai dan dicintai (love and belonging), kekuasaan atau prestasi (power or achievement), kebebasan atau kemerdekaan (freedom or independence), dan kesenangan (fun) (Corey, 2005).Glesser (2000) meyakini bahwa di antara kebutuhan dasar tersebut kebutuhan mencintai dan dicintai merupakan yang utama dan paling sukar pemenuhannya.
     Ø  Keberhasilan individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya akan memberikan identitas berhasil pada dirinya, sedangkan kegagalan akan pemenuhan kebutuhan dasar menyebabkan individu mengembangkan identitas gagal (Rasjidan, 1994). Individu yang memiliki identitas berhasil akan menjalankan kehidupannya sesuai dengan prinsip 3 R, yaitu right, responsibility, dan reality (Ramli, 1994). Right merupakan nilai atau norma patokan sebagai pembanding untuk menentukan apakah suatu perilaku benar atau salah. Responsibility merupakan kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Reality merupakan kesediaan individu untuk menerima konsekuensi logis dan alamiah dari suatu perilaku.
     Ø  Individu, dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara langsung.Individu berusaha melakukan sesuatu yang dapat membuat mereka merasa nyaman.Hal ini yang disebut “kehidupan yang berkualitas” (quality world).Dunia yang berkualitas merupakan “surga pribadi” yang diharapkan setiap individu.Jadi bisa diartikan Quality World adalah cara pandang yang unik untuk memenuhi kebutuhan.Kehidupan yang berkualitas didasarkan atas kebutuhan dasar, tetapi dunia yang berkualitas berbeda dengan kebutuhan.Dunia yang berkualitas bersifat umum, sedangkan dunia yang berkualitas bersifat khusus. Agar individu dapat memperoleh dunia yang berkualitas dengan baik maka individu harus berhubugan dengan orang lain; yakni orang-orang yang dekat dengan kita dan nyaman bila didekatnya. Ada dua pokok inti dalam konseling realitas yang dijadikan sebagai titik tolak kegiatn pada konseling Realitas dalam menganalisis masalah-masalah klein, antara lain :
1.             Right : adalah kebenaran dari tingkah laku seseorang dengan standar norma yang berlaku baik itu norma agama, hukum, dan lain-lain.
2.             Reality : adalah kenyataan, yaitu individu bertingkah laku sesuai dengan kenyataan yang ada.
3.             Responbility: adalah bertanggung jawab, yaitu tingkah laku dalam memenuhi kebutuhan dengan menggunakan cara yang tidak merugikan orang lain.
ASUMSI PERILAKU BERMASALAH
Reality therapy pada dasarnya tidak mengatakan bahwa perilaku individu itu sebagai perilaku yang abnormal. Konsep perilaku menurut konseling realitas lebih dihubungkan dengan berperilaku yang tepat atau berperilaku yang tidak tepat. Menurut Glasser, bentuk dari perilaku yang tidak tepat tersebut disebabkan karena ketidak mampuannya dalam memuaskan kebutuhannya, akibatnya kehilangan ”sentuhan” dengan realitas objektif, dia tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya, tidak dapat melakukan atas dasar kebenaran, tangguang jawab dan realitas.
TUJUAN
       1.      Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri,
supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku
dalam bentuk nyata.
       2.      Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta
memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan
kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan
pertumbuhannya.
       3.      Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
       4.      Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan
pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan
menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individ  untuk
mengubahnya sendiri.
      5.      Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas
kesadaran sendiri.
HUBUNGAN TERAPIS
    Ø Konseling realita didasarkan pada hubungan pribadi dan keterlibatan antara konseli dan konselor. Konselor dengan kehangatan, pengertian, penerimaan dan kepercayaan pda kapasitas orang untuk mengembangkan identitas berhasil, harus mengkomunikasikan dirinya kepada konseli bahwa dirinya membantu. Melalui keterlibatan ini, konseli belajar mengenai hidup daripada memusatkan pada mengungkap kegagalan dan tingkah laku yang tidak bertanggungjawab.
      Ø  Kunci konseling realita adanya kesepakatan/komitmen dalam membuat rencana dan melaksanakannya. Perencanaan yang telah dilakukan oleh konseli dinilai positif  jika ditulis dalam kontrak. Dalam konseling realita ditekankan tidak adanya ampunan/ no excuses ketika konseli tidak melaksanakan rencananya.
TEKNIK
1.      Terlibat dalam permainan peran dengan klien;
2.      Menggunakan humor;
3.      Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun;
4.      Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana yang
spesifik bagi tindakan;
5.      Bertindak sebagai model dan guru;
6.      Memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi;
7.      Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme yang
layak untuk mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya
yang tidak realistis; dan
8.      Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari
kehidupan yang lebihefektif.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
    1. Karakteristik pendekatan konseling realitas secara khusus menekankan pada akuntabilitas. Aspek lain dari pendekatan konseling realitas yang disokong Corey (1985) termasuk ide-idednya yang tidak menerima alas an dari gagalnya pelaksanaan kontrak dan menghindari hukuman atau menyalahkan
Keterbatasan
     1. Di anggap terlalu sederhana dan dangkal. Di akui bahwa kritik pendekatan konseling realitas pada daerah ini. Glasser juga menyetujui bahwa delapan tahap dari pendekatan konseling realitas adalah sederhana dan jelas leebih menekankan pada praktek dan tidak pada materi yang sederhana.



PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY
TOKOH
Albert Ellis
KONSEP DASAR
    Ø  Manusia pada dasar dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.
      Ø  Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional. Emosi menyertai individu yang berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irasional.Berpikir irasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat.Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
     Ø  Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
ASUMSI PERILAKU BERSMASALAH
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional
1.    individu tidak berpikir jelas tentangg saat ini dan yang akan dating, antara kenyatan dan imajinasi;
2.    individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain;
3.    orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
TUJUAN
       1. Memperbaiki dan mengubah segala perilaku yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.
       2.  Menghilangkan gangguan emosional yang
merusak.
       3. Untuk membangun Self Interest, Self Direction,
Tolerance, Acceptance of Uncertainty,
Fleksibel, Commitment, Scientific Thinking, Risk
Taking, dan Self Acceptance Klien.

HUBUNGAN TERAPIS
1.      Isu hubungan pribadi antara terapis dan konseli dalam TREmemiliki makna yang berbeda dengan yang ada dalam sebagian besar bentuk terapi yang lain. Kesesuaian dengan konsep terpusat pada pribadi dari pandangan positif tanpa syarat merupakan konsep TRE pada penerimaan sepenuhnya atau toleransi. Ide dasar di sini adalah menolong konseli dalam hal menghindari sifat mengutuk diri sendiri. Meskipun konseli mungkin mengevaluasi perilaku mereka sasarannya adalah agar mereka menolak untuk menilai diri mereka sebagai pribadi, betapa pun tidak efektifnya beberapa dari perilakunya.
TEKNIK
1. Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
a. Assertive adaptive
b. Bermain peran
c. Imitasi
2. Teknik-teknik Behavioristik
a. Reinforcement
b. Social modeling
3. Teknik-teknik Kognitif
a. Home work assigments,
b. Latihan assertive
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
1.    Rasional Emotif menawarkan dimensi kognitif dan menantang klien untuk meneliti rasionalitas dari keputusan yang telahdiambil serta nilai yang klien anut.
2.    Rasional Emotif memberikan penekanan untuk mengaktifkan pemahaman yang di dapat oleh klien sehingga klien akan langsung mampu mempraktekkan perilaku baru mereka.
3.    Rasional emotif menekankan pada praktek terapeutik yang komprehensif dan eklektik.
4.    Rasional emotif mengajarkan klien cara-cara mereka bisa melakukan terapi sendiri tanpa intervensi langsung dari terapis.
Keterbatasan
      1.      Rasional emotif tidak menekankan kepada masa lalu sehingga dalam proses terapeutik ada hal-hal yang tidak diperhatikan.
     2.      Rasional emotif kurang melakukan pembangunan hubungan antara klien dan terapis sehingga klien mudah diintimidasi oleh konfrontasi cepat terapis.
     3.      Klien dengan mudahnya terbius dengan oleh kekuatan dan wewenang terapis dengan menerima pandangan terapis tanpa benar-benar menantangnya atau menginternalisasi ide-ide  baru.
      4.      Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran dan pertahanan ego.


PENDEKATAN ANALISIS TRANSAKSIONAL
TOKOH
Eric Berne (1910-1970)
KONSEP DASAR
   ·  Analisis transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusannya pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah diambil. Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan dalam tingkat kesadaran tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.
    · Menurut Eric Berne status ego adalah suatu pola perasaan dan pengalaman yang tetap, keadaan ego seseorang tidak tergantung pada umur. Oleh karena itu apapun pekerjaan/jabatan seseorang, ia tetap memiliki 3 jenis status ego.
ASUMSI PERILAKU BERMASALAH
Menolak konsep adanya sakit mental pada setiap manusia. Perilaku bermasalah hakekatnya terbentuk karena adanya rasa tidak bertanggung jawab terhadap keputusannya
TUJUAN
1.      Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan baru dalam mengarahkan atau mengubah tingkah laku dalam kehidupannya.
2.      Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta kebebasan untuk memilih cara-cara serta keputusan-keputusan mengenai posisi kehidupannya serta menghindarkan klien dari cara-cara yang bersifat deterministic.
HUBUNGAN TERAPIS
Dalam proses konseling, konselor dan klien bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam kerjasama tersebut, konselor dan klien melaksanakan tanggung jawab masing-masing sebagaimana telah ditetapkan. Dalam hal ini konselor dan klien sama-sama aktif berupaya untuk mencapai tujuan konseling.
TEKNIK
Analisis Transaksional
a.    Transaksi komplementer ( melengkapi )
b.    Tran­sak sisilang ( crossed )
c.    Transaksi tersembunyi/terselubung ( ulterior )
2.     Analisis Struktural
a.    Kontaminasi
b.    Eksklusi
3.      Analisis Script
4.    Role Playing (bermain peranan)
5.      Family Modeling
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan
a.    Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
b.    Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.
c.    Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu dari terapi gestalt amat berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain.
d.    Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena konseling diawali dengan larangan mengaitkan permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan diri sendiri
Keterbatasan
a.    Banyak Terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis transaksional cukup membingungkan.
b.    Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.
c.    Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya.
d.    Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.


PENDEKTAN TRAIT AND FACTOR
TOKOH
Edmund Griffith (E.G.) Walter Bingham,John Darley,Donald G.Paterson, dan E.G. Williamson, tetapi tokoh yang paling menonjol dan terkenal ialah Williamson karena pandangan dan konsepnya telah banyak dipublikasikan dalam berbagai artikel,jurnal dan buku-buku. Williamson yang lahir pada tanggal 14 Agustus 1900 di Rossville, Illionis
KONSEP DASAR
Menurut teori ini, kepribadian merupakan suatu system atau factor yang saling berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperament. Hal yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor (trait and faktor) adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Pencapaian penemuan diri menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat usaha untuk mewujudkan diri.

ASUMSI PERILAKU BERMASALAH


Asumsi perilaku bermasalah / malasuai adalah individu yang tidak mampu memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu tersebut tidak dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal.
TUJUAN
1.             Membantu klien agar merasa lebih baik dengan menerima pandangan dirinya sendiri dan membantu klien berpikir lebih jernih dalam menghadapi masalah dan mengontrol perkembangannya secara rasional.
2.             Memperkuat keseimbangan antara pengaktifan dan pemahaman sifat-sifat sehingga dapat bereaksi dengan stabil dan wajar.
3.             membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia.
4.             membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir
5.             membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian
HUBUNGAN TERAPIS
ersifat individual dan rahasia
      1.  Bersifat membantu konselor memusatkan perhatian kepada klien
      2. Bersifat developmental, memperhatikan masa depan klien
    3. Memperhatikan aspek afeksi yang digunakan sebagai tenaga penggerak untuk motivasi
       4.  Menekankan pada martabatnya dan harga diri individu  sebagai pribadi
    5. Memusatkan perhatian keusaha menggunakan kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah yang dihadapi
       6. Thinking relationship
      7. Bersifat pribadi, bersahabat, akrab dan empati. Bersifat remedial dan development
TEKNIK
A. Attending.
Attending adalah perilaku konselor untuk melibatkan diri dalam proses konseling meliputi : kontak mata, kualitas suara, jejak verbal, dan bahasa tubuh.
B. Opening.
Opening adalah membuka kegiatan wawancara.
C. Acceptence
Acceptence adalah penerimaan terhadap klien.
D. Restatement dan Pharaprasing.
Restatement adalah mengulang atau menyatakan kembali sebagian pernyataan konseling yang dianggap penting.
Pharaprase adalah mengulang kalimat/ pernyataan singkat konseli secara utuh, apa adanya tanpa merubah makna.
E. Reflection of Feeling
Reflection of Feeling adalah pantualan perasaan yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan / sikap yang terkandung di balik pernyataan klien.
F. Clarification.
Clarification adalah mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar.
G. Structuring
Struckturing adalah penegasan tentang batas-batas konseling itu sesungghnya.
H. Summary
Meringkas adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam
satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan Trait and Factor adalah
  1. Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor
  2. Identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian
  3. Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik
  4. Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuanitatif
  5. Penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam konseling
  6. Bersifat rasional, logis dan intelektual
  7. Dalam keseluruhan tahap pemecahan masalah menggunakan langkah pemecahan secara alamiah
  8. Lebih condong pada penggunaan prosedur yang objektif dan menitik beratkan pada program observasi eksternal.
Kekurangan Trait and Factor adalah
  1. Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana
  2. Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan sebagai penentu perilaku tetapi melupakan factor intelektual, kognitif dan rasional
  3. Penggunaan informasi untuk membantu klien tidak sesuai dengan teori
  4. Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit menilai individu
  5. Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi hubungan interpersonal.
  6. Kurang netral terhadap nilai – nilai
  7.  Memaksakan keinginan atas klien yang tidak memiliki daya
  8. Memberikan porsi yang terlalu berlebihan pada konselor dalam mengadakan konsekwensi
  9. Konselor lebih berperan aktif daripada klien

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Slots Casino UK | Deposit £10 & Get £50 Bonus - LuckyClub
Join LuckyClub today and get up to £50 in free play or a £50 deposit bonus! ☝️ Welcome Bonuses ⭐ Free Spins ⚡️ Exclusive luckyclub.live Offers!