TUGAS
PETA
KOGNITIF
Diajukan untuk memenuhi syarat
kelulusan Mata Kuliah
Model-Model Konseling
Dosen
Pengampu : Pramana Adi Wiguna M.Pd
Di susun Oleh :
Febi
Yanuanto
NPM
: 1114500120
Semester/Kelas
: IV/C
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016
PETA
KOGNITIF
PENDEKATAN GESTALT
|
|
TOKOH
|
Max Wertheimer
|
KONSEP DASAR
|
Gestalt adalah sebuah teori yang
menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen
sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan.
Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt
cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian
kecil.Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and
Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan
apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
|
ASUMSI
PERILAKU BERMASALAH
|
a. Individu bermasalah karena terjadi pertentangan
antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”
· Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut,
mengancam
· Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak
berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.
b. Perkembangan yang terganggu karena terjadi
ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan apa-apa
yang diinginkan (self)
c. Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis
d. Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran,
perasaan, dan tingkah lakunya
e. Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan
datang
f. Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi |
TUJUAN
|
Tujuan
utama :
1. Membantu klien berani menghadapi tantangan dan
kenyataan yang harus dihadapi.
2. Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang
lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan
kebermaknaan hidupnya.
Tujuan spesifik :
1. Membantu klien agar dapat memper-oleh kesadaran
pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta menda-patkan insight secara
penuh
2. Membantu klien menuju pencapaian integritas
kepribadiannya
3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung
pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to
himself)
4. Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut
prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines)
yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik
|
HUBUNGAN
TERAPI
|
Hubungan
terapis dan klien dalam praktek terapi Gestalt yang efektif yaitu dengan
melibatkan hubungan pribadi-ke-pribadi antara terapis dan klien.
Pengalaman-pengalaman, kesadaran, dan persepsi-persepsi terapis menjadi
laatar belakang, sementara kesadaran dan reaksi-reaksi klien membentuk bagian
muka proses terapi.
|
TEKNIK-TEKNIK
|
Teknik Konseling Gestalt
1. Kursi kosong (Empty Chair)
2. Topdog and Underdog
3. “Saya Bertanggung Jawab atas…” (“I Take
Responsibility for…”)
4. Bermain Proyeksi
5. Tetap pada Perasaan (Staying with the Feeling)
6. Pembalikan
|
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
|
Kelebihan
Kelemahan
|
PENDEKATAN REALITAS
|
|
TOKOH
|
William
Glesser
|
KONSEP DASAR
|
Ø Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang memiliki
kebutuhan dasar dan dalam kehidupannya mereka berusaha memenuhi kebutuhan
tersebut. Kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan bertahan hidup
(survival), mencintai dan dicintai (love and belonging), kekuasaan atau
prestasi (power or achievement), kebebasan atau kemerdekaan (freedom or
independence), dan kesenangan (fun) (Corey, 2005).Glesser (2000) meyakini
bahwa di antara kebutuhan dasar tersebut kebutuhan mencintai dan dicintai
merupakan yang utama dan paling sukar pemenuhannya.
Ø Keberhasilan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya akan memberikan identitas berhasil pada dirinya, sedangkan kegagalan
akan pemenuhan kebutuhan dasar menyebabkan individu mengembangkan identitas
gagal (Rasjidan, 1994). Individu yang memiliki identitas berhasil akan
menjalankan kehidupannya sesuai dengan prinsip 3 R, yaitu right,
responsibility, dan reality (Ramli, 1994). Right merupakan nilai atau norma
patokan sebagai pembanding untuk menentukan apakah suatu perilaku benar atau
salah. Responsibility merupakan kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Reality merupakan kesediaan
individu untuk menerima konsekuensi logis dan alamiah dari suatu perilaku.
Ø Individu, dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara langsung.Individu berusaha melakukan
sesuatu yang dapat membuat mereka merasa nyaman.Hal ini yang disebut
“kehidupan yang berkualitas” (quality world).Dunia yang berkualitas merupakan
“surga pribadi” yang diharapkan setiap individu.Jadi bisa diartikan Quality
World adalah cara pandang yang unik untuk memenuhi kebutuhan.Kehidupan yang
berkualitas didasarkan atas kebutuhan dasar, tetapi dunia yang berkualitas
berbeda dengan kebutuhan.Dunia yang berkualitas bersifat umum, sedangkan
dunia yang berkualitas bersifat khusus. Agar individu dapat memperoleh dunia
yang berkualitas dengan baik maka individu harus berhubugan dengan orang
lain; yakni orang-orang yang dekat dengan kita dan nyaman bila didekatnya.
Ada dua pokok inti dalam konseling realitas yang dijadikan sebagai titik
tolak kegiatn pada konseling Realitas dalam menganalisis masalah-masalah
klein, antara lain :
1.
Right : adalah kebenaran dari tingkah laku seseorang dengan standar norma
yang berlaku baik itu norma agama, hukum, dan lain-lain.
2.
Reality : adalah kenyataan, yaitu individu bertingkah laku sesuai dengan
kenyataan yang ada.
3.
Responbility: adalah bertanggung jawab, yaitu tingkah laku dalam
memenuhi kebutuhan dengan menggunakan cara yang tidak merugikan orang lain.
|
ASUMSI
PERILAKU BERMASALAH
|
Reality
therapy pada dasarnya tidak mengatakan bahwa perilaku individu itu sebagai
perilaku yang abnormal. Konsep perilaku menurut konseling realitas lebih
dihubungkan dengan berperilaku yang tepat atau berperilaku yang tidak tepat.
Menurut Glasser, bentuk dari perilaku yang tidak tepat tersebut disebabkan
karena ketidak mampuannya dalam memuaskan kebutuhannya, akibatnya kehilangan
”sentuhan” dengan realitas objektif, dia tidak dapat melihat sesuatu sesuai
dengan realitasnya, tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitasnya,
tidak dapat melakukan atas dasar kebenaran, tangguang jawab dan realitas.
|
TUJUAN
|
1. Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri,
supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
2. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab
serta
memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
3. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan
pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individ untuk mengubahnya sendiri.
5. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab
atas
kesadaran sendiri. |
HUBUNGAN
TERAPIS
|
Ø Konseling realita didasarkan pada hubungan pribadi
dan keterlibatan antara konseli dan konselor. Konselor dengan kehangatan,
pengertian, penerimaan dan kepercayaan pda kapasitas orang untuk
mengembangkan identitas berhasil, harus mengkomunikasikan dirinya kepada
konseli bahwa dirinya membantu. Melalui keterlibatan ini, konseli belajar
mengenai hidup daripada memusatkan pada mengungkap kegagalan dan tingkah laku
yang tidak bertanggungjawab.
Ø Kunci konseling realita adanya kesepakatan/komitmen
dalam membuat rencana dan melaksanakannya. Perencanaan yang telah dilakukan
oleh konseli dinilai positif jika ditulis dalam kontrak. Dalam
konseling realita ditekankan tidak adanya ampunan/ no excuses ketika
konseli tidak melaksanakan rencananya.
|
TEKNIK
|
1. Terlibat dalam permainan peran dengan klien;
2. Menggunakan humor;
3. Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun;
4. Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana yang
spesifik bagi tindakan;
5. Bertindak sebagai model dan guru;
6. Memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi;
7. Menggunakan “terapi kejutan verbal” atau sarkasme
yang
layak untuk mengonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang tidak realistis; dan
8. Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari
kehidupan yang lebihefektif. |
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
|
Kelebihan
1. Karakteristik pendekatan konseling realitas secara
khusus menekankan pada akuntabilitas. Aspek lain dari pendekatan konseling
realitas yang disokong Corey (1985) termasuk ide-idednya yang tidak menerima
alas an dari gagalnya pelaksanaan kontrak dan menghindari hukuman atau menyalahkan
Keterbatasan
1. Di anggap terlalu sederhana dan dangkal. Di akui bahwa kritik pendekatan
konseling realitas pada daerah ini. Glasser juga menyetujui bahwa delapan
tahap dari pendekatan konseling realitas adalah sederhana dan jelas leebih
menekankan pada praktek dan tidak pada materi yang sederhana.
|
PENDEKATAN
RATIONAL EMOTIF THERAPY
|
|
TOKOH
|
Albert Ellis
|
KONSEP DASAR
|
Ø Manusia pada dasar dasarnya adalah unik yang
memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir
dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten.
Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak
efektif.
Ø Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan
oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak
disadari. Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir
yang tidak logis dan irasional. Emosi menyertai individu yang berpikir dengan
penuh prasangka, sangat personal, dan irasional.Berpikir irasional diawali
dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya
tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi
yang digunakan. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang
salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang
tepat.Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan
cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal
sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
Ø Pandangan pendekatan rasional emotif tentang
kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada
tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A),
Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian
dikenal dengan konsep atau teori ABC.
|
ASUMSI
PERILAKU BERSMASALAH
|
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional
1. individu tidak berpikir jelas tentangg saat ini dan
yang akan dating, antara kenyatan dan imajinasi;
2. individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran
orang lain;
3. orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan
berpikir irasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
|
TUJUAN
|
1. Memperbaiki dan mengubah segala perilaku yang irasional dan tidak logis
menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.
2. Menghilangkan gangguan emosional yang
merusak.
3. Untuk membangun Self Interest, Self Direction,
Tolerance, Acceptance of Uncertainty, Fleksibel, Commitment, Scientific Thinking, Risk Taking, dan Self Acceptance Klien. |
HUBUNGAN
TERAPIS
|
1. Isu
hubungan pribadi antara terapis dan konseli dalam TREmemiliki makna yang
berbeda dengan yang ada dalam sebagian besar bentuk terapi yang lain.
Kesesuaian dengan konsep terpusat pada pribadi dari pandangan positif tanpa
syarat merupakan konsep TRE pada penerimaan sepenuhnya atau toleransi. Ide
dasar di sini adalah menolong konseli dalam hal menghindari sifat mengutuk
diri sendiri. Meskipun konseli mungkin mengevaluasi perilaku mereka
sasarannya adalah agar mereka menolak untuk menilai diri mereka sebagai
pribadi, betapa pun tidak efektifnya beberapa dari perilakunya.
|
TEKNIK
|
1. Teknik-Teknik
Emotif (Afektif)
a. Assertive
adaptive
b. Bermain
peran
c. Imitasi
2. Teknik-teknik
Behavioristik
a. Reinforcement
b. Social
modeling
3. Teknik-teknik
Kognitif
a. Home
work assigments,
b. Latihan
assertive
|
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
|
Kelebihan
1.
Rasional Emotif menawarkan dimensi kognitif dan menantang klien untuk
meneliti rasionalitas dari keputusan yang telahdiambil serta nilai yang klien
anut.
2.
Rasional Emotif memberikan penekanan untuk mengaktifkan pemahaman yang di
dapat oleh klien sehingga klien akan langsung mampu mempraktekkan perilaku
baru mereka.
3.
Rasional emotif menekankan pada praktek terapeutik yang komprehensif dan
eklektik.
4.
Rasional emotif mengajarkan klien cara-cara mereka bisa melakukan terapi
sendiri tanpa intervensi langsung dari terapis.
Keterbatasan
1. Rasional emotif tidak menekankan kepada masa lalu
sehingga dalam proses terapeutik ada hal-hal yang tidak diperhatikan.
2. Rasional emotif kurang melakukan pembangunan
hubungan antara klien dan terapis sehingga klien mudah diintimidasi oleh
konfrontasi cepat terapis.
3. Klien dengan mudahnya terbius dengan oleh kekuatan
dan wewenang terapis dengan menerima pandangan terapis tanpa benar-benar
menantangnya atau menginternalisasi ide-ide baru.
4. Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran dan
pertahanan ego.
|
PENDEKATAN
ANALISIS TRANSAKSIONAL
|
|
TOKOH
|
Eric Berne
(1910-1970)
|
KONSEP DASAR
|
· Analisis transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang
mampu memahami keputusan-keputusannya pada masa lalu dan kemudian dapat
memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang
telah pernah diambil. Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia
mempunyai kapasitas untuk memilih dan dalam tingkat kesadaran tertentu
individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.
· Menurut Eric Berne status ego adalah suatu pola perasaan dan pengalaman
yang tetap, keadaan ego seseorang tidak tergantung pada umur. Oleh karena itu
apapun pekerjaan/jabatan seseorang, ia tetap memiliki 3 jenis status ego.
|
ASUMSI
PERILAKU BERMASALAH
|
Menolak konsep
adanya sakit mental pada setiap manusia. Perilaku bermasalah hakekatnya
terbentuk karena adanya rasa tidak bertanggung jawab terhadap keputusannya
|
TUJUAN
|
1. Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan
baru dalam mengarahkan atau mengubah tingkah laku dalam kehidupannya.
2. Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta
kebebasan untuk memilih cara-cara serta keputusan-keputusan mengenai posisi
kehidupannya serta menghindarkan klien dari cara-cara yang bersifat
deterministic.
|
HUBUNGAN
TERAPIS
|
Dalam proses
konseling, konselor dan klien bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Dalam kerjasama tersebut, konselor dan klien melaksanakan
tanggung jawab masing-masing sebagaimana telah ditetapkan. Dalam hal ini
konselor dan klien sama-sama aktif berupaya untuk mencapai tujuan konseling.
|
TEKNIK
|
Analisis Transaksional
a. Transaksi komplementer ( melengkapi )
b. Transak sisilang ( crossed )
c. Transaksi tersembunyi/terselubung ( ulterior )
2. Analisis Struktural
a. Kontaminasi
b. Eksklusi
3. Analisis Script
4. Role Playing (bermain peranan)
5. Family Modeling
|
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
|
Kelebihan
a. Sangat berguna dan para
konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
b. Menantang konseli untuk lebih
sadar akan keputusan awal mereka.
c. Integrasi antara konsep dan
praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu dari terapi gestalt
amat berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain.
d. Memberikan sumbangan pada
konseling multikultural karena konseling diawali dengan larangan mengaitkan
permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan
diri sendiri
Keterbatasan
a. Banyak Terminologi atau istilah
yang digunakan dalam analisis transaksional cukup membingungkan.
b. Penekanan Analisis
Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.
c. Konsep serta prosedurnya
dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya.
d. Konseli bisa mengenali semua
benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka
sendiri.
|
PENDEKTAN TRAIT AND FACTOR
|
|
TOKOH
|
Edmund
Griffith (E.G.) Walter Bingham,John Darley,Donald G.Paterson, dan E.G.
Williamson, tetapi tokoh yang paling menonjol dan terkenal ialah Williamson
karena pandangan dan konsepnya telah banyak dipublikasikan dalam berbagai
artikel,jurnal dan buku-buku. Williamson yang lahir pada tanggal 14 Agustus
1900 di Rossville, Illionis
|
KONSEP DASAR
|
Menurut teori ini, kepribadian
merupakan suatu system atau factor yang saling berkaitan satu dengan lainnya
seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperament. Hal yang mendasar bagi
konseling sifat dan faktor (trait and faktor) adalah asumsi bahwa individu
berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya
sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Pencapaian penemuan diri
menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat usaha untuk mewujudkan diri.
|
ASUMSI
PERILAKU BERMASALAH
|
Asumsi
perilaku bermasalah / malasuai adalah individu yang tidak mampu memahami
kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu tersebut tidak
dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal.
|
TUJUAN
|
1.
Membantu klien agar merasa lebih baik dengan menerima pandangan dirinya
sendiri dan membantu klien berpikir lebih jernih dalam menghadapi masalah dan
mengontrol perkembangannya secara rasional.
2.
Memperkuat keseimbangan antara pengaktifan dan pemahaman sifat-sifat
sehingga dapat bereaksi dengan stabil dan wajar.
3.
membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai aspek
kehidupan manusia.
4.
membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri
dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan
dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir
5.
membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, tidakmampuan, dan
keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian
|
HUBUNGAN
TERAPIS
|
ersifat individual dan rahasia
1. Bersifat membantu konselor memusatkan perhatian kepada klien
2. Bersifat developmental, memperhatikan masa depan
klien
3. Memperhatikan aspek afeksi yang digunakan sebagai
tenaga penggerak untuk motivasi
4. Menekankan pada martabatnya dan harga diri
individu sebagai pribadi
5. Memusatkan perhatian keusaha menggunakan kemampuan
berfikir untuk memecahkan masalah yang dihadapi
6. Thinking relationship
7. Bersifat pribadi, bersahabat, akrab dan empati. Bersifat remedial dan
development
|
TEKNIK
|
A. Attending.
Attending adalah perilaku konselor untuk melibatkan diri dalam proses
konseling meliputi : kontak mata, kualitas suara, jejak verbal, dan bahasa
tubuh.
B. Opening.
Opening adalah membuka kegiatan wawancara.
C. Acceptence
Acceptence adalah penerimaan terhadap klien.
D. Restatement dan Pharaprasing.
Restatement adalah mengulang atau menyatakan kembali sebagian pernyataan
konseling yang dianggap penting.
Pharaprase adalah mengulang kalimat/ pernyataan singkat konseli secara utuh,
apa adanya tanpa merubah makna.
E. Reflection of Feeling
Reflection of Feeling adalah pantualan perasaan yang dinyatakan dalam
bentuk pernyataan / sikap yang terkandung di balik pernyataan klien.
F. Clarification.
Clarification adalah mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan
menggunakan kata-kata baru dan segar.
G. Structuring
Struckturing adalah penegasan tentang batas-batas konseling itu
sesungghnya.
H. Summary
Meringkas
adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam
satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling.
|
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
|
Kelebihan
Trait and Factor adalah
Kekurangan
Trait and Factor adalah
|
1 komentar:
Slots Casino UK | Deposit £10 & Get £50 Bonus - LuckyClub
Join LuckyClub today and get up to £50 in free play or a £50 deposit bonus! ☝️ Welcome Bonuses ⭐ Free Spins ⚡️ Exclusive luckyclub.live Offers!
Posting Komentar